Jual gamis anak perempuan murah

Tips Agar Anak Tidak Mengikuti Kakaknya Terus

Bismillahirrahmanirrahim...

Pernah ga mengalami anak bunda selalu ngikut kakaknya terus? main ini itu, ade nya mau. Kakaknya marah, adeknya marah juga. Kakaknya melakukan ini, adeknya juga ngikut.
gambar adek kakak perempuan laki laki
gambar adek kakak perempuan laki laki

Sebenernya ini ga melulu jelek sih bun. Ada bagusnya dan ada jeleknya. Tergantug usia, jenis kelamin, dan perilaku sang anak. Yang jelek itu jika kakaknya sudah ABG, sedangkan adeknya masih kecil, ada perilaku perilaku yang kurang pantas dilakukan oleh anak kecil. Trus kasus lain jika misalkan kakaknya perempuan adeknya laki laki, jenis permainannya kan berbeda, ini bisa bahaya kalau kita anggap remeh, dan masih banyak lagi.

Ini tips supaya anak bunda tidak ngikutin si kakaknya terus:

1. Klasifikasi dulu masalahnya

Seperit yang sudah disebutkan di pengantar di atas, tidak melulu masalah ini buruk loh bunda. Jadi bunda harus klasifikasi dulu masalahnya, hal apa yang buruk yang diikuti sang adek, dampaknya apa buat sang adek, dampaknya apa buat sang kakak, dan dampaknya apa di mata norma dan agama. Dicatat ya bun! catat semua masalah yang berpotensi menurut anda.

Setelah masalahnya ketemu apa aja, urutkan dari yang paling kritikal. Ini penting sekali untuk menentukan prioritas mana yang harus diselesaikan duluan, dengan demikian kita akan menindaklanjutinya dengan efektif.

2. Beritahu dulu sang kakak, baru si adek

Sebagai contoh misalkan sang kakak adalah perempuan dan sang adek laki laki. Wajar sekali ketika kakaknya beranjak dewasa atau ABG, mencoba beberapa hal kosmetik, tentu ini tidak baik jika diikuti oleh adiknya. Nah untuk supaya adiknya ga ngikuti, yang pertama dikasih tau itu kakaknya, karena kakaknya lebih ngerti jika diajak bicara. Sampaikan jika bersolek menggunakan kosmetik itu kurang baik jika diikuti adeknya yang lelaki, jadi minta sang kakak sebisa mungkin jangan bersolek depan adeknya.

Setelah kakaknya mengerti dan mudah2an mengikuti perintah kita, baru sang adek kasih tau bahwa bersolek itu kurang baik untuk laki laki. Mungkin sang adek tidak akan langsung mengerti, namun jika sang kakak berhasil tidak bersolek depan adeknya lagi, Insya Allah cara ini berhasil loh bun.

Anak kecil itu mencontoh dengan melihat dan mendengar, ketika dia tidak melihat dan tidak mendengar suatu hal dia tidak akan mengikutinya. Apalagi kalau ini belum jadi suatu kebiasaan, jadi sangat mungkin untuk ditanggulangi

3. Contohkan sesuai jenis kelamin

Inilah pentingnya kerjasama antara ayah dan ibu, sang ibu haruslah mencontohkan hal hal yang dilakukan oleh perempuan dan sang ayah mencontohkan hal hal yang dilakukan oleh laki laki. Hal hal tersebut simpel simpel kok, ya misal dengan contoh yang tadi, sang ibu harusnya membimbing anaknya yang perempuan untuk bersolek. Dan sang ayah misalkan mencontohkan atau mengajarkan anaknya yang laki laki untuk mengerjakan pekerjaan pria, seperti membenarkan rumah yang rusak atau alat elektronik yang rusak. Begitu seterusnya.

Sekali lagi ini hanya akan berhasil jika ayah dan bunda mau bekerja sama. Jika ayahnya terlalu cuek untuk masalah ini, bisa susah bun.

4. Bedakan fasilitas

Fasilitas yang dimaksud adalah segala barang yang dikasihkan kepada sang anak. Misalkan anak laki laki tentu diberikan mainan yang sesuai untuk anak laki laki seperti mobil-mobil-an, motor-motor-an, robot-robot-an. Sedangkan anak perempuan berikan mainan seperti boneka, bayi-bayi-an dlsb.

Warna juga pengaruh loh bun. Meskipun tidak ada peraturan tertulis bahwa pink itu lekat dengan perempuan, dan warna gelap itu lekat dengan laki laki, tapi jika mulai sekarang tidak dipisahkan akan bahaya kedepannya. Pandangan masyarakat tentang warna yang keperempuanan dan kelakilakian tidak bisa kita ubah, sudah begitu apa adaya, jadi lambat laun ketika sang anak sudah bergesekan dengan masyarakat hal ini bisa masuk ke alam bawah sadarnya.

Misal saja jika anak anda yang laki laki suka warna pink, ini bisa "diledekin" teman temanya karena dianggap perempuan, bukan tidak mungkin sang anak suatu saat malah "menyerah" dan megnalami krisis identitas jenis kelamin.

==

Itu aja tips singkatnya mudah mudahan bisa membantu anda dalam memecahkan masalah anda. Selamat mencoba