Cara Membagi Tugas antara Mengerjakan Pekerjaan Rumah dan Mengasuh Anak bagi Ibu Rumah Tangga |
1. Buat Jadwal Harian
Ibu bisa mulai buat jadwal harian selama satu minggu atau satu bulan ke depan. Sehingga ibu bisa membagi waktu secara lebih baik dan lebih efisien. Hal ini bisa sangat membantu karena terkadang, ketika ibu tidak mempunyai patokan, ibu akan melakukan semua pekerjaan pada satu hari tersebut dan itu pasti akan sangat menguras tenaga. Misalkan di hari Senin ibu akan melakukan beberapa hal berikut:
- Memasak sarapan
- Mengantar anak
- Melipat pakaian
- Menyiapkan makan siang
- Menjemput anak
- Menyiapkan makan malam
Lalu di hari Selasa, silahkan ibu buat jadwal seperti:
- Memasak sarapan
- Mengantar anak
- Mencuci pakaian
- Menyiapkan makan siang
- Menjemput anak
- Menyiapkan makan malam
Pastikan ibu tidak membuat jadwal dengan kegiatan yang sama persis setiap hari dan terlalu serta terlalu banyak setiap harinya. Hal tersebut agar ibu tidak mudah jenuh serta agar ibu punya tenaga yang cukup untuk mengasuh anak nantinya.
2. Utamakan Anak Bayi
Bila ibu mempunyai anak bayi, tentu ibu akan sedikit repot meninggalkannya. Yang perlu ibu lakukan adalah meluangkan sedikit waktu ibu menemani si bayi hingga si bayi terlelap. Setelah si bayi tidur, ibu bisa melakukan aktivitas rumah lainnya. Intinya, apapun alasannya, jadikan si bayi yang utama.
Solusi lain yang bisa ibu coba adalah melakukan aktivitas rumah yang ringan seperti menyapu terlebih dahulu sambil menimang/ menggendong bayi. Goyangan halus lama-kelamaan akan membuat si bayi mengantuk dan akhirnya tertidur. Setelah si bayi tertidur, ibu bisa menyimpannya di kasur dan lanjut melakukan aktivitas rumah lain yang cukup berat.
3. Pastikan Kenyang dan Bersih
Sebagai ibu, tentu ingin mendidik dan mengawasi anaknya sebaik mungkin. Tapi, bila itu ibu jadikan prioritas, maka kegiatan rumah lainnya akan terbengkalai. Oleh karena itu, bila ibu mempunyai anak yang berusia 4-6 tahun, yang perlu ibu perhatikan adalah 'kenyang dan bersih' si anak. Apakah si adik kecil sudah sarapan dan makan siang dan mandi? Apabila dua tersebut telah terlaksana, ibu bisa sedikit tenang membiarkan si anak bermain di tempat bermainnya selama masih jauh dari hal-hal berbahaya seperti pisau, gunting, atau benda tajam berbahaya lainnya. Ketika si anak sedang aktif dan senang bermain, ibu bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang lainnya.
Terlebih, memberi terlalu banyak perhatian pada anak dapat berdampak pada karakter anak yang kurang inisiatif, kurang kreatif, berketergantungan kepada orang lain, dan mudah menyerah. Namun, ibu perlu memberi perhatian khusus dan lebih apabila si buah hati mengidap syndrom tertentu seperti down syndrom.
Terlebih, memberi terlalu banyak perhatian pada anak dapat berdampak pada karakter anak yang kurang inisiatif, kurang kreatif, berketergantungan kepada orang lain, dan mudah menyerah. Namun, ibu perlu memberi perhatian khusus dan lebih apabila si buah hati mengidap syndrom tertentu seperti down syndrom.
4. Rapihkan Mainan Anak Waktu Istirahat Malam
Beberapa ibu rumah tangga suka greget dengan kondisi rumah yang seperti 'kapal pecah' karena mainan anaknya yang berserakan, khususnya untuk ibu yang punya anak kecil usia-2-3 tahun. Salahnya, si ibu langsung membereskan saat itu juga. Padahal sejatinya, hal tersebut malah akan membuatnya bekerja dua kali. Biarkan si anak bermain sampai puas terlebih dahulu. Setelah itu, ketika si anak sudah dipastikan tidak akan menyentuh mainannya lagi, mungkin setelah mandi sore atau setelah adzan Maghrib berkumandang. Awalnya, ibu mungkin perlu membereskannya sendiri, namun dengan membiarkan buah hati ibu melihat, di usia 4-5 tahun ia akan mulai mencontoh dan mungkin sudah bisa membereskan mainannya sendiri. Jadi, ibu bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan pekerjaan lainnya.Nah, itulah beberapa tips dan trik dari Bajuyuli agar ibu tidak lagi repot mengerjakan pekerjaan rumah dan mengasuk anak. Semoga bermanfaat ya bun. Jangan lupa baca artikel lain di blog Bajuyuli.